“Teman” sebuah kata yang penuh dengan makna
seorang teman bukanlah yang selalu mengajak untuk “tertawa”
bukan yang selalu bergembira dengan irama suka
bukan yang selalu bercanda
bukan yang berkata “santai saja”
bukan yang mengajak berleha – leha
bukan yang selalu mengajak “membicarakan” orang lain
bukan yang selalu membuat hati kita “berbunga – bunga”
bukan yang memenuhi segala “keinginan kita”
bukan yang mengajak mengejar dunia
bukan yang mengajak kita bersuka ria
bukan yang mengajak untuk tidak “menangis”
bukan yang hanya berharap masa muda hura – hura
tua kaya raya kalau mati masuk surga
bukan yang berfikir “mumpung masih muda tidak apa – apa, nanti kalau sudah tua tidak bisa”
bukan yang berfikir saat muda “boleh melakukan apa saja”
seorang teman bukanlah yang selalu mengajak untuk “tertawa”
bukan yang selalu bergembira dengan irama suka
bukan yang selalu bercanda
bukan yang berkata “santai saja”
bukan yang mengajak berleha – leha
bukan yang selalu mengajak “membicarakan” orang lain
bukan yang selalu membuat hati kita “berbunga – bunga”
bukan yang memenuhi segala “keinginan kita”
bukan yang mengajak mengejar dunia
bukan yang mengajak kita bersuka ria
bukan yang mengajak untuk tidak “menangis”
bukan yang hanya berharap masa muda hura – hura
tua kaya raya kalau mati masuk surga
bukan yang berfikir “mumpung masih muda tidak apa – apa, nanti kalau sudah tua tidak bisa”
bukan yang berfikir saat muda “boleh melakukan apa saja”
Namun seorang teman adalah
yang bisa mengajak kita untuk “menangis kala bahagia”
yang mengajak kita tabah saat bencana
yang memahamkan kita akan maksud hidup kita di dunia
yang membiasakan kita untuk melihat kedalam diri
yang mengajak kita untuk berfikir akan akhir hidup dunia
yang mengajarkan kita tahu bagaimana cara menghargai dan memuliakan diri
yang dengannya kita semakin dekat dengan Nya
yang saat bersamanya semakin dekat kita dengan keta’atan pada Nya
yang “membuatkan” pakaian untuk kita dari bahan taqwa
yang mengajari kita untuk selalu bersyukur atas segala karunia Nya
(sehat, mata, telinga, hidung, kaki, kulit, rambut, usia dan banyak yang lainnya)
yang mengajari kita untuk hanya takut pada Nya
yang menjadikan kita tahu dan mengerti akan “kerendahan diri”
yang mengajarkan kita ‘tuk rendah hati
yang menjadikan kita terikat oleh ikatan cinta kepada Nya
yang selalu saling mencinta karena Nya
yang memberi pilihan terbaik bagi kita tentang kekasih sejati kita
yang mengajarkan untuk tidak menduakan cinta kapada Nya
maka tiada ikatan yang lebih kuat lagi saat bersama
ketika bersama karena ikatan cinta kepada Nya
yang bisa mengajak kita untuk “menangis kala bahagia”
yang mengajak kita tabah saat bencana
yang memahamkan kita akan maksud hidup kita di dunia
yang membiasakan kita untuk melihat kedalam diri
yang mengajak kita untuk berfikir akan akhir hidup dunia
yang mengajarkan kita tahu bagaimana cara menghargai dan memuliakan diri
yang dengannya kita semakin dekat dengan Nya
yang saat bersamanya semakin dekat kita dengan keta’atan pada Nya
yang “membuatkan” pakaian untuk kita dari bahan taqwa
yang mengajari kita untuk selalu bersyukur atas segala karunia Nya
(sehat, mata, telinga, hidung, kaki, kulit, rambut, usia dan banyak yang lainnya)
yang mengajari kita untuk hanya takut pada Nya
yang menjadikan kita tahu dan mengerti akan “kerendahan diri”
yang mengajarkan kita ‘tuk rendah hati
yang menjadikan kita terikat oleh ikatan cinta kepada Nya
yang selalu saling mencinta karena Nya
yang memberi pilihan terbaik bagi kita tentang kekasih sejati kita
yang mengajarkan untuk tidak menduakan cinta kapada Nya
maka tiada ikatan yang lebih kuat lagi saat bersama
ketika bersama karena ikatan cinta kepada Nya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar